Untuk mengisi waktu dikala senggang ini, saya berusaha menulis lagi beberapa cerita singkat, bukan tema yang berat. Diawali dengan pindah tugas saya ke Balikpapan mulai desember 2016, akhirnya saya dirilis untuk pindah pada 1 Mei 2017 (hari buruh neh bos). Sebenarnya balikpapan bukan kota yang asing bagi saya karena sudah beberapa kali berkunjung walaupun paling 2 – 3 hari.
Menurut saya kota nya lebih tertata, lebih rapi, dan lebih bersih. Jalanan masih lancar dan ini bener-bener pinggir laut. Dulu waktu di palembang, rumah kami juga dekat laut. Lautnya tawar dan sering dilewati kapal cargo. Laut itu namanya Laut Musi (baca : sungai musi). Berhubung sungainya lebar sekali maka orang di palembang menyebutnya laut.
Balikpapan ini memang terletak di pinggir laut. Suasananya udah kaya liburan aja gara-gara lihat laut. Hehe.. Yang lebih sedap dipandang itu kalau sedang di komplek Pertamina yang gunung Dubbs, disana bisa melihat laut dan kota balikpapan. Terhampar lautan luas dengan kapal dan rig-rig pengeboran minyak. Seru lah pokoknya. Namun sayangnya, belum bisa tinggal didekat area situ. Belum cukup nilainya. Hehehe… Akses dari Bandara ke komplek Pertamina tidak jauh. Hanya 30 menit. Pokoknya di balikpapan itu udah kaya di Solo aja. Kemana-mana dekat, nggak macet, adanya hutan kota juga membuat suasana di sekitar komplek masih terasa kaya di desa.
Akan tetapi, katanya hidup di Balikpapan itu butuh biaya yang tinggi. Baru 2 minggu disini, kalau makan siang rata-rata 20ribuan. Itu dengan makan standard.. Makan malam sama aja. Beli soto banjar juga sekitar segitu. Tapi kalau belanja raw material kaya sayur, daging potong gitu harganya relatif sama dengan supermarket. Jadi ya sudah biasa dengan harga2 segitu. Tapi jangan dibandingin sama harga di pasar di Jawa ya.. Pasti beda banget… Dimanapun berada, mungkin jawa yang paling enak lah.. Mantappppps
Palembang Desember 2011 – Maret 2017
Balikpapan Mei 2017 – ~