Instrumentasi merupakan equipment yang penting dalam suatu proses otomasi. Instrumentasi berperan sebagai indicator dan alat control secara otomatis untuk proses produksi yang dilakukan secara kontinyu. Instrumentasi di oil refinery biasanya berupa alat ukur dan analyzer. ALat ukur digunakan untuk mengukur besaran-besaran proses agar didapat produk yang maksimal dan berkualitas. Begitu juga dengan analyzer. Dari alat ukur tersebut, disampaikanlah kepada alat control sehingga keberlangsungan proses berjalan dengan lancar tanpa masalah.
Lokasi instrumentasi dapat dibagi menjadi dua tempat yaitu di lapangan dan di control room. Instrumentasi di lapangan seperti sensing element (sensor), transmitter, jalur transmisi, dan alat pengontrol (biasanya control valve). Instrumentasi di control room dapat berupa DCS, PLC, HMI, dan seperangkat recorder, alat converter (misal konverter dari pneumatic ke electric dan sebaliknya).
Besaran yang diukur di oil refinery pada umumnya ada empat, yaitu flow, tekanan, temperature, dan level. Ada juga alat untuk mengukur tingkat kandungan gas tertentu. Masing-masing besaran diukur dengan alat yang spesific sesuai dengan range pengukuran, sensitivitas, ukuran media untuk peletakan alat, jenis fluida yang diukur (apakah korosif, panas, atau eksplosive), dll.
Pengukuran flow dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, yaitu differential pressure, variable area, postif displacement, turbin, thermal, ultrasonic, magnetic, coriolis, dan vortex. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Yang umum digunakan di oil refinery adalah differential pressure dengan orifice. Pengukuran differential pressure ini memiliki korelasi dengan flow yaitu flow berbanding lurus dengan akar differential pressure. Orifice banyak digunakan karena mudah dalam pemasangan. Tinggal menambahkan orifice diantara dua flange kemudian diukur upstream pressure dan downstream pressure saja. Untuk alat dengan ketepatan tinggi, digunakan turbin. Biasanya pengukuran dengan metode ini digunakan untuk metering system yang berhubungan dengan pihak eksternal seperti ke kapal, ke UPMS, atau penerimaan dari EP.
Pengukuran tekanan juga memiliki banyak metode, seperti manometer, bourdon, tube, diaphragm pressure gauge, dan belows. Prinsip pengukuran tekanan ini ialah membandingkan tekanan yang akan diukur dengan standar yang telah ditentukan. Diaphragm pressure gauge bekerja dengan prinsip aksi reaksi. Tekanan yang akan diukur dialirkan dalam suatu tube menuju diaphragm pressure gauge. Dengan standar alat yang sudah dibuat, pressure yang terjadi akan menekan diaphragm ini sehingga jarum yang terpasang dibawah diaphragm akan menggerakkan jarum pengukuran sesuai dengan besar penekanannya.
Pengukuran temperatur dapat dilakukan dengan beberapa teknik seperti bimetal, thermocouple, RTD, thermistor, dan pyrometer. Thermocouple sering digunakan untuk pengukuran temperatur di Oil Refinery. Thermocouple menggunakan prinsip beda tegangan pada pengukuran panas sesuai dengan sensitivitas bahan terhadap panas. Dengan dua bahan yang berbeda sensitivitas panasnya, ketika digunakan untuk mengukur panas maka akan muncul dua nilai tegangan yang berbeda. Perbedaan tegangan ini yang akan digunakan untuk menentukan seberapa besar temperature benda tersebut. Penggunaan thermocouple harus dicontactkan langsung benda yang akan diukur. Untuk pengukuran temperature tanpa contact dengan benda, digunakan pyrometer. Prinsip kerja pyrometer ini menggunakan pemantulan optic sesuai dengan besaran radiasi panas yang dipancarkan oleh benda tersebut.
Level merupakan suatu besaran yang sangat penting di oil refinery. Perhitungan level dilakukan pada colom-colom proses dan pada tangki. Metode pengukuran level juga bervariasi, seperti differential pressure, displacement, capacitance,ultrasonic, radar, radiation. Untuk pengukuran colom proses biasanya digunakan metode differential pressure dan displacement. Differential pressure digunakan untuk pengukuran actual yang dikirim ke control room serta displacement digunakan untuk pengukuran dilapangan sebagai pembanding dari pengukuran yang lain. Prinsip differential pressure sama dengan pengukuran flow yaitu dengan membandingkan tekanan dibawah colom dengan tekanan diatas colom. Setelah didapat perbedaan tekanan tersebut, kita bisa mengukur ketinggian level tersebut sesuai dengan prinsip hidrostatis fluida.
Cerita diatas adalah instrumentasi berkaitan dengan alat ukur. Pada kesempatan selanjutnya, akan diceritakan mengenai transmitter sampai ke control room. Selamta belajar. 🙂
PT.Tridinamika Jaya Instrument adalah salah satu distributor terkenal Instrument Alat Ukur di INDONESIA. Kami pun terkadang mengadakan seminar,pelatihan, dan jasa pengukuran listrik di perusahaan terkemuka seperti BATAN dan PLN. Kunjungi website kami utk info selengkapnya. Trims.